Beberapa tahun yang lalu waktu masih tinggal di kos, aku pernah mengalami sebuah mimpi buruk yang sampai sekarang masih aku ingat dengan jelas. Saat tidur dengan lelap tiba-tiba aku merasa dikelilingi oleh beberapa orang dengan jubah dan penutup kepala berwarna hitam. Wajah mereka tidak dapat kulihat dengan jelas. Dalam mimpiku itu aku merasa masih berada di atas tempat tidurku dengan posisi berbaring. Orang-orang berjubah itu berdiri mengelilingi tempat pembaringanku. Mereka mendaraskan semacam mantra dan mengangkat tangan mereka seperti gerakan Tari Kecak. Lalu tubuhku tiba-tiba terangkat melayang-layang sampai sebatas kepala mereka. Mantra yang mereka ucapkan semakin keras dan bertambah keras. Rasanya aku seperti hendak dijadikan tumbal dalam sebuah ritual pengorbanan. Aku berontak dan berusaha melepaskan diri. Namun, semakin keras aku berusaha kekuatan mereka juga semakin kuat. Aku ingat untuk berdoa. Ya, berdoa! Dalam mimpiku itu aku berulang kali mendaraskan Bapa Kami dan Salam Maria. Tiba-tiba tubuhku dihempaskan kembali ke tempat tidurku dan orang-orang berjubah hitam itu menghilang.
Penampakan orang itu seperti malaikat pencabut nyawa ini tapi tidak membawa senjata |
Tak selang berapa lama, di telinga kiriku terdengar sebuah nyanyian yang sangat menyayat hati. Suara itu suara perempuan dengan nada sangat tinggi, seperti seriosa tetapi lebih melengking. Tidak jelas lirik apa yang dinyanyikan, tapi nuansanya patah hati yang teramat sangat menyakitkan, menjerit, dan memilukan. Dan telingaku sungguh terasa sangat sakit mendengarnya. Akupun berusaha lagi untuk mendaraskan Bapa Kami dan Salam Maria. Tiba-tiba suara itu lenyap dengan sendirinya.
Seketika pintu kamarku terbuka. Tampak dua orang algojo dengan pakaian ala Romawi Kuno sedang menyeret seorang laki-laki dengan pakaian yang compang-camping dan sekujur luka di tubuhnya. Laki-laki itu tampak sangat menderita. Dia dicambuk dan disiksa oleh kedua algojo itu. Lalu dia menatapku. Sambil merangkak dan mengulurkan tangan, dia mencoba mendekatiku dan berteriak-teriak, "Tolong aku, Ibu! Tolong aku, Ibu!" Aku benar-benar tidak tahan melihat semua itu. Aku berontak. Dengan sekuat tenaga aku mencoba membuka mataku, tapi susah sekali. Aku harus bangun! Aku harus bangun! Dan akhirnya aku bisa bangun dari tidurku. Jam dinding menunjukkan hari masih malam. Saat kulihat sekeliling kamarku ternyata semua baik-baik saja. Semua benda masih dalam posisi semula. Pintu kamar masih tertutup rapat. Tidak ada siapa-siapa di sana selain aku. Namun, aku masih ketakutan. Jantungku berdebar-debar dan pikiranku kacau balau. Beberapa menit aku hanya terdiam dengan nafas terengah-engah. Aku heran, padahal sebelum tidur aku selalu berdoa tetapi kenapa aku mengalami mimpi buruk seperti ini? Akhirnya aku memutuskan untuk berdoa kembali. Hatiku pun kembali tenang dan teduh. Lalu aku bisa kembali tidur dengan nyenyak sampai pagi tiba.
Sejak saat itu aku selalu menambahkan satu kalimat dalam doa malamku:
Tuhan, patahkanlah segala kuasa kegelapan, baik yang ada dalam diriku maupun yang ada di sekitarku, dan tutup bungkus diriku dan orang-orang yang kusayangi dengan darahMu yang kudus
Ajaib! Satu kalimat itu tidak membuatku bermimpi buruk tentang setan lagi. Kalaupun aku mengalami mimpi buruk di kemudian hari, itu lebih karena pikiranku, biasanya saat stres. Yang paling sering adalah saat aku skripsi, sering bermimpi dimarahi dosen dan kegagalan-kegagalan dalam penelitian, ujian skripsi, dsb. Akan tetapi, puji Tuhan, sampai sekarang aku tidak pernah bermimpi tentang kegelapan lagi.
Oya, beberapa hari setelah mimpi bertemu orang berjubah itu, aku menceritakan mimpiku itu pada seorang teman kosku. Dia adalah satu-satunya teman Katolik di kosku dan kamarnya ada di lantai satu, tepat di bawah kamarku. Ternyata dia juga pernah mimpi bertemu orang berjubah! Tapi lain cerita. Dia waktu itu sedang melintas dari kamar mandi yang terletak di samping kamarnya. Tiba-tiba dia melihat ada sekelompok orang berjubah hitam sedang melakukan semacam ritual penyembahan di ruang jemur pakaian. Orang-orang itu melihat ke arahnya. Dia kaget, takut, lalu lari ke dalam kamar. Kemudian beberapa orang berjubah itu mengejarnya sampai ke dalam kamar. Orang-orang itu mendekati dan hendak mencekiknya. Temanku ketakutan. Dia meringkuk di sudut kamar lalu berdoa dan tiba-tiba orang-orang berjubah hitam itu lenyap. Dia pun terbangun dari tidurnya.
Beda cerita, tapi mirip. Anehnya, saat itu hanya kami berdua yang mengalami mimpi bertemu orang berjubah hitam itu. Teman-teman kos yang lain mengaku tidak pernah mengalami mimpi semacam itu. Mungkin ada makhluk gaib yang juga "tinggal" di kosku. Menurut cerita penduduk setempat memang kampus dan perkampungan di sekitarnya (termasuk kosku) adalah bekas kuburan Cina. Bahkan, di sebelah tembok luar salah satu kamar mandi masih ada sebuah nisan besar! Ironisnya, nisan itu digunakan sebagai meja dapur oleh penduduk yang tinggal di samping kosku! Setiap malam Jumat saat sedang berada di kamar mandi selalu tercium wangi mawar ... hiiii ... jadi merinding! Selain itu, aku sering mendengar suara-suara dan kejadian aneh saat di kos. Mungkin aku akan menceritakannya di lain kesempatan. Tunggu kisahku yang lain ya ... ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar