Minggu, 28 April 2013

SATU KALIMAT YANG PERLU DITAMBAHKAN


    Beberapa tahun yang lalu waktu masih tinggal di kos, aku pernah mengalami sebuah mimpi buruk yang sampai sekarang masih aku ingat dengan jelas. Saat tidur dengan lelap tiba-tiba aku merasa dikelilingi oleh beberapa orang dengan jubah dan penutup kepala berwarna hitam. Wajah mereka tidak dapat kulihat dengan jelas. Dalam mimpiku itu aku merasa masih berada di atas tempat tidurku dengan posisi berbaring. Orang-orang berjubah itu berdiri mengelilingi tempat pembaringanku. Mereka mendaraskan semacam mantra dan mengangkat tangan mereka seperti gerakan Tari Kecak. Lalu tubuhku tiba-tiba terangkat melayang-layang sampai sebatas kepala mereka. Mantra yang mereka ucapkan semakin keras dan bertambah keras. Rasanya aku seperti hendak dijadikan tumbal dalam sebuah ritual pengorbanan. Aku berontak dan berusaha melepaskan diri. Namun, semakin keras aku berusaha kekuatan mereka juga semakin kuat. Aku ingat untuk berdoa. Ya, berdoa! Dalam mimpiku itu aku berulang kali mendaraskan Bapa Kami dan Salam Maria. Tiba-tiba tubuhku dihempaskan kembali ke tempat tidurku dan orang-orang berjubah hitam itu menghilang.
Penampakan orang itu seperti malaikat pencabut nyawa ini
tapi tidak membawa senjata
     
     Tak selang berapa lama, di telinga kiriku terdengar sebuah nyanyian yang sangat menyayat hati. Suara itu suara perempuan dengan nada sangat tinggi, seperti seriosa tetapi lebih melengking. Tidak jelas lirik apa yang dinyanyikan, tapi nuansanya patah hati yang teramat sangat menyakitkan, menjerit, dan memilukan. Dan telingaku sungguh terasa sangat sakit mendengarnya. Akupun berusaha lagi untuk mendaraskan Bapa Kami dan Salam Maria. Tiba-tiba suara itu lenyap dengan sendirinya.


     Seketika pintu kamarku terbuka. Tampak dua orang algojo dengan pakaian ala Romawi Kuno sedang menyeret seorang laki-laki dengan pakaian yang compang-camping dan sekujur luka di tubuhnya. Laki-laki itu tampak sangat menderita. Dia dicambuk dan disiksa oleh kedua algojo itu. Lalu dia menatapku. Sambil merangkak dan mengulurkan tangan, dia mencoba mendekatiku dan berteriak-teriak, "Tolong aku, Ibu! Tolong aku, Ibu!" Aku benar-benar tidak tahan melihat semua itu. Aku berontak. Dengan sekuat tenaga aku mencoba membuka mataku, tapi susah sekali. Aku harus bangun! Aku harus bangun! Dan akhirnya aku bisa bangun dari tidurku. Jam  dinding menunjukkan hari masih malam. Saat kulihat sekeliling kamarku ternyata semua baik-baik saja. Semua benda masih dalam posisi semula. Pintu kamar masih tertutup rapat. Tidak ada siapa-siapa di sana selain aku. Namun, aku masih ketakutan. Jantungku berdebar-debar dan pikiranku kacau balau. Beberapa menit aku hanya terdiam dengan nafas terengah-engah. Aku heran, padahal sebelum tidur aku selalu berdoa tetapi kenapa aku mengalami mimpi buruk seperti ini? Akhirnya aku memutuskan untuk berdoa kembali. Hatiku pun kembali tenang dan teduh.  Lalu aku bisa kembali tidur dengan nyenyak sampai pagi tiba.


     Sejak saat itu aku selalu menambahkan satu kalimat dalam doa malamku:

Tuhan, patahkanlah segala kuasa kegelapan, baik yang ada dalam diriku maupun yang ada di sekitarku, dan tutup bungkus diriku dan orang-orang yang kusayangi dengan darahMu yang kudus

     Ajaib! Satu kalimat itu tidak membuatku bermimpi buruk tentang setan lagi. Kalaupun aku mengalami mimpi buruk di kemudian hari, itu lebih karena pikiranku, biasanya saat stres. Yang paling sering adalah saat aku skripsi, sering bermimpi dimarahi dosen dan kegagalan-kegagalan dalam penelitian, ujian skripsi, dsb. Akan tetapi,  puji Tuhan, sampai sekarang aku tidak pernah bermimpi tentang kegelapan lagi.

     Oya, beberapa hari setelah mimpi bertemu orang berjubah itu, aku menceritakan mimpiku itu pada seorang teman kosku. Dia adalah satu-satunya teman Katolik di kosku dan kamarnya ada di lantai satu, tepat di bawah kamarku. Ternyata dia juga pernah mimpi bertemu orang berjubah! Tapi lain cerita. Dia waktu itu sedang melintas dari kamar mandi yang terletak di samping kamarnya. Tiba-tiba dia melihat ada sekelompok orang berjubah hitam sedang melakukan semacam ritual penyembahan di ruang jemur pakaian. Orang-orang itu melihat ke arahnya. Dia kaget, takut, lalu lari ke dalam kamar. Kemudian beberapa orang berjubah itu mengejarnya sampai ke dalam kamar. Orang-orang itu mendekati dan hendak mencekiknya. Temanku ketakutan. Dia meringkuk di sudut kamar lalu berdoa dan tiba-tiba orang-orang berjubah hitam itu lenyap. Dia pun terbangun dari tidurnya.

     Beda cerita, tapi mirip. Anehnya, saat itu hanya kami berdua yang mengalami mimpi bertemu orang berjubah hitam itu. Teman-teman kos yang lain mengaku tidak pernah mengalami mimpi semacam itu. Mungkin ada makhluk gaib yang juga "tinggal" di kosku. Menurut cerita penduduk setempat memang kampus dan perkampungan di sekitarnya (termasuk kosku) adalah bekas kuburan Cina. Bahkan, di sebelah tembok luar salah satu kamar mandi masih ada sebuah nisan besar! Ironisnya, nisan itu digunakan sebagai meja dapur oleh penduduk yang tinggal di samping kosku! Setiap malam Jumat saat sedang berada di kamar mandi selalu tercium wangi mawar ... hiiii ... jadi merinding! Selain itu, aku sering mendengar suara-suara dan kejadian aneh saat di kos. Mungkin aku akan menceritakannya di lain kesempatan. Tunggu kisahku yang lain ya ... ^^

Kamis, 25 April 2013

LAGI-LAGI ADORASI




Akhir Maret 2009 aku mengalami perampokan saat hendak pulang dari Solo menuju rumahku. Suatu sore ketika aku menunggu bus di tepi sebuah perempatan besar, dua orang lelaki tiba-tiba mendatangiku, mengajakku bersalaman, berkenalan, dan ngobrol. Mereka mengaku sebagai penganut Kristiani dan hendak naik bus yang sama denganku. Kami mengalir dalam percakapan yang hangat. Kemudian mereka mengajakku ke sebuah gang kecil yang tidak begitu jauh dari tempat pemberhentian bus tersebut. Di gang tersebut mereka memintaku menyerahkan barang-barang berhargaku dan aku menurut saja. Lalu aku disuruh berjalan kembali ke perempatan jalan tadi. Aku pun menuruti perkataan mereka. Tiba-tiba aku tersadar bahwa aku kehilangan tas dan semua barang bawaanku, termasuk juga perhiasan yang kukenakan. Yang tersisa hanyalah pakaian dan jam tangan yang kupakai. Ternyata aku menjadi korban gendam! Ketika aku kembali ke gang tadi, kedua orang itu sudah tidak ada. Di tepi jalan aku menangis tersedu-sedu dan menjadi bahan tontonan orang. Bersyukur ada yang iba padaku. Aku diberinya uang untuk ongkos naik bus dan mengantarku ke kantor polisi terdekat. Setelah dari kantor polisi aku beranikan diri naik bus walaupun saat itu sudah sangat malam. Puji Tuhan, aku sampai di rumah dengan sehat dan selamat tanpa kurang apapun juga (Puji Tuhan, aku tidak diperkosa, dianiaya, atau dibunuh... terima kasih, Tuhan ... terima kasih, Tuhan ... walaupun barang-barang berhargaku hilang, tetapi Engkau masih melindungiku ...)

Berawal dari kisah tersebut aku mulai berurusan dengan dunia “klenik”. Untuk menenangkan kondisi psikisku yang sedang tergoncang, keluargaku bukannya mendoakan melainkan justru membawaku ke paranormal. Selama beberapa bulan aku terlibat dalam ritual-ritual magis, seperti disuruh mandi dan minum air kembang dsb. Puncaknya, aku diberi sebuah “kekuatan super” di tanganku supaya tidak ada lagi orang yang menggangguku (padahal aku maupun keluargaku tidak pernah memintanya). Sejak saat itu aku merasa menjadi orang lain yang gampang marah. Setiap marah rasanya meledak-ledak. Bahkan, pernah suatu hari saat aku marah aku spontan melempar cobek batu sampai pecah terbelah dua! Padahal aku bukan tipikal orang berangasan. Sungguh, aku sangat tersiksa dengan keadaan ini.

Bertahun-tahun aku hidup dalam kondisi itu dan sering merasakan ada kegelapan yang menyelimutiku saat mengikuti ekaristi ataupun berdoa, apalagi saat Misa Jumat Pertama. Sekitar satu tahun yang lalu, untuk pertama kalinya di parokiku diadakan Adorasi Sakramen Maha Kudus di luar Misa Jumat Pertama dan aku dengan penuh semangat mengikutinya. Aku begitu terhanyut mengikuti setiap prosesi sampai air mataku berlinang. Hatiku terasa amat sangat teduh dan damai. Saat Sakramen Maha Kudus mulai diarak dan didekatkan ke satu per satu umat, aku sangat terkejut melihat beberapa orang berteriak-teriak dan bergerak-gerak tidak karuan seperti sedang kesurupan. Mereka seperti marah dan kesakitan, bahkan ada yang mendobrak-dobrak pintu gereja. Untung para petugas yang gesit segera menenangkan mereka. Saat itu perasaanku campur-campur antara takut dan takjub.

Perarakan Sakramen Maha Kudus semakin dekat ke arahku. Aku terus berdoa dan menangis. Namun, rasanya ada kekuatan yang memaksaku untuk membuka tanganku yang terkatup. Tanganku pun kubuka sehingga aku berdoa dalam posisi kedua tangan menengadah. Tiba-tiba aku merasakan seperti ada sebuah “energi” yang tersedot keluar dari tanganku. Beberapa menit kemudian tubuhku merasa lebih ringan. Aku masih terus berdoa dan menangis saat Sakramen Maha Kudus semakin dekat denganku. Saat berada sekitar 2-3 meter di depanku, aku merasakan aura panas dan suci yang teramat mendalam. Sakramen Maha Kudus pun semakin dekat, semakin dekat, dan akhirnya berhenti di hadapanku. Aku bersujud, menyembah, tapi tak tahu harus mengatakan apa-apa. Sungguh, pengalaman batin yang luar biasa! Aku belum pernah sedekat itu dengan Sakramen Maha Kudus. Setelah Adorasi selesai aku merasakan hatiku sangaaaaaaatttt damai dan ringan.

Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku malam itu, yang jelas sejak saat itu aku tidak pernah berangasan lagi. Kalau marah ya biasa saja ... paling cuma menangis, mencoret-coret diary, atau merobek-robek kertas, seperti diriku yang dulu. Mungkin Tuhan sudah mengusir “kekuatan super” itu dari tanganku. Apapun yang Tuhan lakukan, aku sangat bersyukur. Dan aku takkan membiarkan diriku terhanyut dalam aneka “klenik” lagi. Kapok! Tidak perlu “kekuatan-kekuatan super” lagi karena memang aku bukan Superman hehehe... Biar kuasa Tuhan saja yang melindungiku dari segala bahaya. Terpujilah Tuhan!***

Minggu, 21 April 2013

MUJIZAT AIR SUMUR


Sejak saya masih kecil air di sumur rumah saya sangat jernih. Akan tetapi, beberapa bulan lalu tiba-tiba saya mendapati air di bak mandi saya berbau seperti botol plastik yang terkena air panas. Baunya aneh sekali. Saya pun menceritakannya pada anggota keluarga yang lain. Namun, karena mereka sedang terjangkit flu tidak ada yang menggubris perkataan saya. Maklum saja, indera penciuman mereka sedang terganggu. Hari berganti hari air di sumur tersebut semakin tajam baunya dan warnanya pun jadi semakin keruh. Melihat hal ini keluarga saya pun mulai mempercayai apa yang saya katakan. Kami menduga penyebabnya adalah pembangunan rumah tetangga baru yang tepat di balik tembok belakang rumah kami. Kami pun berupaya mengecek pompa air, menguras sumur, sampai berencana untuk memasang air PAM.

Saya harus melakukan sesuatu, pikir saya. Mengingat Yesus yang identik dengan mujizat dan kisah penelitian kristal air Dr. Masaru Emoto (air yang didoakan akan memiliki kualitas yang baik) maka saya mulai berdoa. Setiap kali melintasi sumur dan kamar mandi saya selalu berhenti sejenak untuk berdoa memohon jernihnya kembali sumber air di rumah kami. Hal ini berlangsung sampai hampir satu bulan. Akan tetapi, air itu tetap saja keruh dan berbau. Akhirnya kami harus mengambil air dari sumur tetangga untuk keperluan memasak dan konsumsi. Tuhan, apa Kau tidak dengar doaku?

Rasanya capek juga terus berdoa seperti tanpa hasil, tetapi saya terus berdoa. Suatu hari tanpa sengaja ibu melihat ada kucuran air dari dinding sumur dan air itu masuk ke dalam sumur. Lalu ayah mulai mengecek apakah ada saluran pembuangan yang bocor. Dan ternyata benar! Setelah dicek ternyata saluran pembuangan dari kamar mandi bocor dan airnya masuk kembali ke dalam sumur (jadi selama hampir sebulan kami menggunakan air limbah...aduuuhh...). Sungguh, sesuatu yang tak terpikirkan. Hari itu juga ayah menambal kebocoran itu dan hari berikutnya menguras kembali sumur yang kotor. Akhirnya sumur kami kembali jernih dan tidak berbau ^_^

Apakah Anda melihat ada mujizat di dalam kisah ini? Mungkin Anda akan mengatakan, "Ah, cuma kejadian biasa!" Saya pun menganggap ini kejadian biasa, tetapi ada hal luar biasa yang saya temukan. Hal itu adalah... doa saya dijawab. Air sumur saya kembali jernih dan layak konsumsi. Semula saya memang berharap akan ada mujizat spektakuler di mana air tersebut tiba-tiba menjadi jernih kembali seperti ketika Tuhan Yesus mengubah air menjadi anggur pada pesta perkawinan di Kana. Namun, saya salah. Tuhan punya caraNya sendiri untuk menjawab doa dan memelihara keluarga saya, bahkan melalui hal yang paling sederhana sekalipun. Dia menunjukkan jalan bagaimana kami dapat mengatasi masalah dalam hidup ini. BAGI SAYA INI MUJIZAT!!! ***