Sejak lama aku ingin sekali rekreasi ke Taman Sari Jogja. Akhirnya keinginan itu terpenuhi juga. Pada tanggal 2 Januari 2011 aku dan rombongan mengadakan rekreasi ke sana. Tempat itu memang benar-benar memukau. Ada pemandian putri raja, istana air, taman, dan masjid bawah tanah dengan arsitektur yang sangat indah yang dibangun sejak berabad-abad lalu. Sejauh mata memandang aku hanya bisa berdecak kagum. Namun, kekaguman itu bercampur dengan perasaan tidak nyaman yang timbul dalam hatiku. Nuansa mistik di tempat itu terasa sangat kental di setiap sudut bangunan.
Sepulang dari sana aku merasa ada yang tidak beres dalam diriku. Aku merasa ada aura gelap yang terus membayangiku. Selain itu, aku merasakan ada “sesuatu” yang membebani bahu kananku. Setiap hari selama beberapa hari aku melakukan Doa Rosario untuk memohon pertolongan Bunda Maria agar dibebaskan dari kuasa gelap yang membayangiku itu. Hari berganti hari hatiku merasa makin tenang, tetapi “sesuatu” yang membebani bahu kananku itu terasa masih ada.
Pada Jumat sore, 7 Januari 2011, aku pergi mengikuti Misa Jumat Pertama seperti bulan-bulan sebelumnya. Sepanjang misa aku terus berdoa memohon agar dibebaskan dari kuasa gelap itu. Saat menerima hosti aku merasa ada keanehan yang kualami. Hosti yang aku terima tersebut terasa panas di tenggorokanku, kemudian menjalar ke sepanjang saluran cerna, perut, dan akhirnya seluruh tubuhku. Selama beberapa menit keadaan tersebut benar-benar menggangguku, tetapi kemudian rasa panas itu tiba-tiba menghilang dengan sendirinya. Akupun pulang dari gereja dengan membawa tanda tanya di kepalaku.
Satu hari kemudian, aku mengikuti misa mingguan. Seperti pada misa sebelumnya, aku masih berdoa agar dilepaskan dari kuasa gelap. Keanehan kembali terjadi. Lagi-lagi hosti yang aku terima terasa panas di tenggorokan, sepanjang saluran cerna, perut, dan seluruh tubuhku, serta rasa panas itu menghilang dengan sendirinya beberapa menit kemudian. Namun, setelah itu aku merasa seperti dibebaskan. Tubuhku terasa ringan, hatiku terang dan tenang. Aku merasa tidak ada aura gelap yang membayangiku lagi. Pada misa-misa berikutnya aku tidak merasakan panasnya hosti lagi. Semua berjalan seperti biasa.
Dari kejadian itu barulah aku sadar kenapa hosti terasa panas waktu aku telan. Mungkin saat itu terjadi semacam proses pembersihan dalam diriku. Dengan kuasaNya yang besar Tuhan Yesus mematahkan dan mengalahkan kuasa gelap yang menyelimutiku. Aku semakin percaya bahwa Tuhan Yesus benar-benar hadir melalui hosti kudus yang aku terima. Terima kasih, Tuhan ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar