Pagi
ini terasa damai, tetapi cuacanya cukup dingin. Aku bangun pukul 05.00 dengan
sedikit ogah-ogahan. Hangatnya selimut dan empuknya kasur begitu memanjakanku.
Namun, aku harus bangun karena hari ini hari Minggu. Aku harus bersih-bersih
rumah sebelum berangkat misa pagi. Jadi, tak ada alasan untuk kembali bersarang
dalam selimut!
Kuambil
buku doa, renungan harian, dan Alkitab lalu memulai ritual pagiku. Dalam
renungan pagi hari ini bacaan diambil dari Mazmur 40. Salah satu ayat yang
mengena yaitu ayat 5a “Berbahagialah orang
yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan”. Selesai renungan pagi aku share ayat
itu ke Facebook. Lalu aku bergegas mengerjakan PR alias pekerjaan rumahku yang
setumpuk. Huufh...
Saat
akan berangkat misa aku tiba-tiba tersadar bahwa jarum panel bensin di sepeda
motorku menunjuk warna merah tepat di garis terluarnya. Artinya bensin di tankiku
benar-benar sekarat! Waduh! Padahal waktunya sudah mepet dan aku tidak mau
terlambat mengikuti misa. Dalam doa sebelum berangkat aku memohon kepada Tuhan
untuk menjaga agar bensinku cukup untuk perjalanan menuju gereja dan rencanaku
untuk membeli bensin sepulang dari sana.
Sepanjang
perjalanan aku jadi cemas. Berdebar-debar setiap kali melirik panel bensin. Jarak
gereja dari rumahku sekitar 5 km, sedangkan SPBU jaraknya 3 km dari rumahku.
Jadi, kalau aku membeli bensin sepulang dari gereja aku harus menempuh sekitar
7 km. Apakah cukup bensinnya? Seketika muncul pikiran, “Ayo, isi bensinmu dulu!”
Kulirik jam tanganku. Oh tidak, aku akan terlambat kalau mengisi bensin dulu.
Muncul suara itu lagi, “Terlambat sedikit tidak apa-apa daripada kamu kehabisan
bensin”. Terbayang kalau aku harus menuntun sepeda motorku dengan mengenakan wedges
... terengah-engah, berkeringat, dan ... terlambat lama! Oh, no!
Aku
memelankan laju sepeda motorku. Tiba-tiba muncul suara lain, “Bukankah kamu
sudah mendoakannya? Imani itu! Percayalah bahwa Tuhan sanggup memeliharamu.
Bensinmu takkan habis sebelum kamu pulang dari gereja”. Firman yang kubaca tadi
pagi pun bergema di hatiku, ”Berbahagialah
orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan”. Sedetik kemudian muncul lagi
suara, “Isi bensinmu! Isi bensinmu!” Hatiku menjadi tidak karuan. Aku harus
bagaimana? Mengisi bensin atau terus melaju?
SPBU
semakin dekat. Gemuruh itu kian riuh dalam hatiku. Bingung! Aku benar-benar
bingung! Akhirnya, tepat di depan SPBU aku berhasil membuat keputusan. Aku
terus melaju. Mazmur 40:5a itu terus bergema dalam hatiku. Aku percaya pasti
Tuhan akan memeliharaku. Dan benar! Apa yang kupercayai benar-benar terjadi.
Aku sampai di gereja dengan selamat, tidak terlambat, dan bisa mengikuti misa
dengan tenang. Bahkan, dalam perjalanan pulang aku tidak kehabisan bensin sampai
akhirnya bisa mengisi kembali di SPBU. Terima kasih, Tuhan ... janjiMu
benar-benar nyata dan telah menyelamatkanku ...
Berbahagialah
orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan
(Mazmur
40:5a)