Sabtu, 23 Maret 2013

JEHOVAH RAPHA

Duri beribu hari menancap lara
Cuma luka slalu bicara pada dinding jiwa
senyap dan gelap
tentang dinginnya perih
kurintih sendiri
Cuma sunyi
Cuma sepi
Cuma nyeri

Aku tulangtulang berserakan...
Sendiri luka dan sepi!
Dulu....

Lalu....
Tangan itu memelukku....
Saat cinta mengalir...
sepiku menghening!
lukaku mengering!

Aku baru!!!
kini selalu dan kumau sehabis waktu

Terima kasih, Kekasihku!

(Kotak Imajinasi, 20 April 2008)

Kamis, 21 Maret 2013

DOA

Doa itu seperti kebun. 
Peliharalah maka doa akan berbuah.

Berdoalah di mana saja Anda berada, Tuhan ada di mana-mana.

Jika Anda menginginkan sesuatu, bertanyalah pada diri Anda sendiri, 
"Apakah saya menginginkan hal yang dikehendaki Tuhan?" 
Tuhan menghendaki kebaikan sejati Anda.

Bila doa Anda menjadi kering dan rutin, teruskan saja. 
Tanah yang kering kerontang menyambut datangnya hujan.

Bila karena sesuatu hal Anda tidak bisa berdoa, bersantailah. 
Keinginan untuk berdoa itu sudah merupakan doa.

Bila Anda merasa sedih atau menyesal, menangislah. 
Air mata adalah doa dari hati.

Jika doa membuat Anda jadi pasif dan acuh tak acuh, itu bukanlah doa. 
Doa sejati akan membuahkan kepedulian dan pelayanan.

Gunakanlah saat-saat tenang untuk berdoa. 
Ketenangan menarik Anda kepada Sang Maha Besar.

Bila hati Anda penuh dengan rasa syukur, biarkanlah demikian. 
Roh Allah sedang berdoa dalam diri Anda.

Berdoalah dalam tidurmu. 
Tidur adalah doa dari manusia yang merasa aman dari cinta Tuhan.

Berdoa adalah bernafas. 
Lakukanlah dalam-dalam dan Anda akan dipenuhi dengan kehidupan.

Doa dasar dari segala sesuatu yang akan kita perbuat. 
Dia hanya sejauh doa.



(dikutip dari "Doa adalah Sumber Kekuatan", Kelompok Doa Santa Monica Patrisius Semarang)