Kamis, 05 September 2013

AKANKAH TERJADI SUATU MALAPETAKA?


Selamat malam...

Aku bingung akan menulis apa di sini. Tiba-tiba saja aku teringat peristiwa beberapa tahun lalu di mana Tuhan sering berfirman tentang malapetaka bagiku. Aku share saja ya ...

Pada suatu tengah malam, beberapa hari setelah gempa bumi menimpa Yogya bulan Mei 2006, aku merasakan kepahitan dalam hatiku. Aku tidak bisa tidur. Lalu aku memutuskan untuk berdoa dan membaca kitab suci secara acak, asal buka saja, berharap Tuhan menyapaku melalui suatu ayat. Aku terperanjat ketika suara Tuhan dengan halus menyapaku. KataNya: “Isi cangkir kehangatan murkaKu takkan kau reguk lagi” (sayang sekali, aku lupa dari kitab apa dan ayat berapa T.T). Saat itu aku bingung. Namun, karena baru saja daerahku diterjang ganasnya gempa bumi, maka aku tafsirkan hal itu sebagai janji bahwa selama sisa hidupku aku takkan mengalami bencana alam lagi. Ah, tapi apa maksud dan rencana Tuhan aku juga tidak tahu secara pasti.

Peristiwa yang kedua terjadi Minggu, 7 Desember 2008 pukul 02.30. Saat itu hampir sama dengan peristiwa pertama. Aku sedang sedih, menangis, berdoa, dan membaca kitab suci secara acak. Apa kata Tuhan waktu itu? Dia berkata :

“Oleh karena engkau sudah menyesal dan engkau merendahkan diri di hadapan Allah pada waktu engkau mendengar firmanNya terhadap tempat ini dan terhadap penduduknya, oleh karena engkau merendahkan diri di hadapanKu, mengoyakkan pakaianmu dan menangis di hadapanKu, Aku pun telah mendengarnya, demikianlah firman Tuhan, maka sesungguhnya Aku akan mengumpulkan engkau kepada nenek moyangmu, dan engkau akan dikebumikan ke dalam kuburmu dengan damai, dan matamu tidak akan melihat segala malapetaka yang akan Kudatangkan atas tempat ini dan atas penduduknya...” (2 Tawarikh 34:27-28)

Astaga! Apa yang Tuhan bicarakan? Aku sungguh tidak mengerti apa maksudNya. Tuhan berbicara seperti itu, padahal aku meminta petunjuk untuk penyelesaian masalah yang sedang kuhadapi. Firman ini terasa sangat keras. Lagi-lagi Dia bicara tentang malapetaka. Apakah malapetaka itu akan terjadi sesudah aku mati kelak? Sampai sekarang aku belum juga mengerti apa maksud firman ini.

Peristiwa ketiga kualami pada hari Kamis, 5 Februari 2009 pukul 00.30. Lagi-lagi pikiranku terbelenggu oleh masalah dan kepahitan. Seperti biasa, ritual yang sama aku lakukan saat itu dan aku sama sekali tidak mendapat jawaban untuk penyelesaian masalahku. Justru aku mendengar firman yang bunyinya tidak kalah keras dengan yang sebelumnya.

“Kota-kota yang masih didiami orang akan menjadi reruntuhan dan tanah itu akan menjadi sunyi sepi; dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan” (Yehezkiel 12:20)

Semakin mengerikan bukan? Apakah Tuhan sedang bicara tentang kiamat? Ataukah sebuah malapetaka besar yang akan menimpa kota tempat tinggalku dan kota-kota lain? Sampai sekarang aku tidak tahu jawabannya secara pasti. Atau, mungkin Anda bisa bantu saya untuk menafsirkan ayat-ayat di atas?***